E-ISSN : 2962-8415
PANDUAN
Panduan Penulisan |
Fokus dan Cakupan |
Peraturan Editorial |
UNDUHAN
Template Jurnal |
Surat Pernyataan Penulis |
Salam Pancasila!!!
Tahun 2024 adalah tahun yang sarat dinamika politik, seiring dengan diadakannya PILPRES dan PILKADA, yang sampai saat ini masih berdampak sangat besar pada kehidupan berbangsa dan bernegara bagi masyarakat Indonesia. Namun apapun kondisinya, kita tetap optimis untuk selalu menyuarakan kebenaran dan memberikan tawaran solusi untuk Indonesia yang lebih baik. Buah-buah pemikiran dalam jurnal bertemakan “Kepemimpinan Pancasila dalam Pemerintahan yang Baru” pada edisi kali ini dibuka dengan sebuah refleksi “Model Kepemimpinan Indonesia di Tengah Politik Uang (Money Politics)”, mengajak kita berhenti sejenak untuk merenung di akhir tahun 2024. Selanjutnya empat artikel berikutnya memberikan alternatif pemikiran, yang kiranya dapat dipakai sebagai saran positif bagi para pemimpin pemerintahan baru di Indonesia, mulai dari tantangan penerapan ideologi Pancasila dalam kepemimpinan pemerintah baru sampai pemikiran “Kepemimpinan Pancasila Berbasis Indonesisch Mensbeeld menuju Indonesia Emas 2045”. Tentu saja, Indonesia Emas tidak akan mungkin tercapai, kalau tidak dari sekarang kita mulai. Pemerintahan baru memberikan harapan baru pula untuk memulainya dan menggapainya dengan serius.
Pada bagian akhir, jurnal ini ditutup dengan dua artikel menarik tentang gagasan membumikan ideologi Pancasila di era digital serta gagasan psikologis mencegah dan menangkal radikalisme pada masyarakat kampus. Harapannya, artikel-artikel pada jurnal edisi kali ini dapat menutup lembaran tahun 2024 dan selanjutnya dapat membuka halaman baru yang lebih positif di tahun 2025. Semoga….!
Edtor,
Salam
Salam Pancasila,
Pancasila sebagai Dasar Negara, Ideologi dan Spiritualitas Bangsa sangat penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh Karena itu dalam penerbitan Jurnal Pembumian Pancasila Volume 4 Nomor 1 dengan “Pancasila Sebagai Leitstar Dinamis” diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat agar menjadikan Pancasila sebagai bintang penuntun dalam mewujudkan amanat penderitaan rakyat. Dengan berpedoman kepada Pancasila, yang oleh Sukarno dilengkapi dengan Trisakti, yaitu: berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan. Pembudayaan Pancasila di masyarakat mengalami degradasi ditandai dengan maraknya krisis integritas, moralitas dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, apalagi sampai saat ini permasalahan-permasalahan krusial yang belum dapat ditangani dengan baik seperti korupsi, ketimpangan sosial, intolerasi, pelanggaran HAM, dan radikalisme.
Para pembaca yang kami hormati, untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ada saat ini dan yang akan datang dibutuhkan upaya yang sungguh-sungguh untuk menata sistem etika berbangsa dan bernegara yang efektif dan dapat saling menopang dengan sistem hukum nasional dalam upaya pembinaan perilaku ideal setiap warga bangsa dalam dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila harus difungsikan sebagai rujukan yang konkrit dalam upaya mengontrol atau mengendalikan pelbagai kebijakan yang terkandung dalam setiap norma hukum
Dalam edisi kali ini kami menyajikan tujuh tulisan yang pada umumnya berkaitan dengan pembumian nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila guna mengatasi segala permasalahan bangsa. Selamat membaca.
Salam Pancasila!
Para Pembaca Budiman, Jurnal Pembumian Pancasila Vol.2.No.2.Desember 2022 kembali hadir dengan mengangkat tema Manifestasi Pancasila melalui Trisakti sebagai Pedoman Mewujudkan Amanat Penderitaan Rakyat. Ada tujuh (7) tulisan yang ditampilkan pada terbitan ini. Ketujuh tulisan ini dengan cara masing-masing mengkaji tema di atas. Tiga tulisan pertama membuka kajian fundamental tentang Pancasila melalui Trisakti dari perspektif historis, politik, dan ekonomi. Dua tulisan berikut yakni tulisan keempat dan kelima merupakan sebuah upaya melihat kebaruan (novelty) Pancasila melalui Trisakti. Dan tulisan, keenam dan ketujuh, menutup dengan sebuah perspektif kekinian yakni bagaimana dimensi sejarah Pancasila harus terus dibumikan dalam konteks kini sambil tak melupakan akar historisnya.
Tema yang diangkat kali ini ingin memberi sebuah cara pandang mendasar tentang Pancasila. Sebuah cara pandang yang mengakar dari konteks historis negeri ini, tetapi juga ingin mencerna realitas kekinian, dan sekaligus mempunyai visi historis yang kokoh. Terbitan Vol. 2. No. 2 ini diawali dengan kajian dari Bondan Kanumoyoso yang menghidupkan secara aktual kosa kata Trisakti dan pembumian Pancasila yang sempat pudar di masa lampau. Pada kajian kedua, Abdy Yuhana mencoba menelusuri perihal geopolitik yang menjadi hal yang perlu terus diperhatikan dalam upaya mewujudkan cita-cita Proklamasi sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pada tulisan ketiga, Chandra Setiawan kembali meletakkan kesejahteraan dalam perspektif ekonomi yang mendasar berasaskan kekeluargaan dan gotong royong.
Selain itu, pada terbitan kali ini juga disuguhi dua tulisan yang mengkaji dimensi kebaruan melalui fotografi. Tulisan keempat dari Mardohar Batu Bornok Simanjuntak merupakan sebuah kajian filosofis dimana realitas kontemporer gerak ideologi dalam kacamata Balkin yaitu viral, filter, dan simbion coba dibaca dalam konteks Pancasila. Upaya kebaruan ini juga dikaji dalam perspektif psikologis oleh Saipul Iskandar yang mengangkat kajian tentang pentingnya pendidikan generasi muda.
Akhirnya terbitan ini ditutup dengan dua perspektif yang sekaligus mengingatkan pembaca bahwa Pancasila melalui Trisakti perlu terus direaktualisasi yang dibahas oleh Martin Sembiring. Dan kajian penutup oleh Rofinus Neto Wuli mengajak pembaca untuk tak melupakan Ende, tempat Bung Karno diasingkan, sebagai sebuah ruang spiritual-meditatif Sukarno dalam melahirkan gagasan besar Pancasila yang mempersatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Sangihe Talaud sampai ke Pulau Rote.
Selamat Membaca
Redaksi
SALAM PANCASILA.
Para Pembaca Budiman, pada edisi ini, Vol. 1 Nomor 2, Jurnal Pembumian Pancasila hadir dengan mengangkat topik yang menjadi tantangan dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya yaitu pandemi covid-19. Ada berbagai uraian, diskusi, dan putusan-putusan baik dalam lingkup nasional dan internasional untuk menghadapi persoalan ini. Terbitan jurnal kali ini pun ingin merefleksikan konteks ini dalam terang Pancasila, terutama Pancasila sebagai spiritualitas bangsa. Untuk itu, tujuh tulisan yang disugguhkan merupakan gagasan sekaligus pencerahan dalam perspektif agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.
Pada tulian pertama, Juhaya S. Pradja dkk mengkaji nilai-nilai ekonomi Pancasila dan ekonomi Syariah. Dengan memakai teknis analisis data Miles dan Huberman, tulisan ini menunjukkan pertautan antara Pancasila dan nilai-nilai ekonomi Syariah. Pada tulisan kedua, Franz Magnis-Suseno mengkaji secara filosofis hakekat Pancasila yang dalam perspektif Umat Katolik sebagai a pure blessing. Pada tulisan ketiga, Gunawan Djayaputra dengan berbasis pada tiga akar kejahatan dalam perspektif agama Buddha yaitu, lobha, dosa, dan moha mengkaji seputar korupsi. Pada tulisan keempat, Uung Sendana dari Agama Khonghucu menalarkan dalam konteks pandemi dan disrupsi yang melanda umat manusia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus disikapi dengan arif bijakasana. Tulisan kelima, Martin Lukito Sinaga merefleksikan daya sintas dan daya lenting yang didapat dari ideologi sintesis dan inklusif Pancasila. Engkus Ruswana, pada artikel keenam mengkaji kerjasama yang perlu dipererat antar berbagai unsur di negeri ini dalam mengatasi pandemi. Last but not least, kajian ketujuh dari I Nengah Duija merefleksikan dalam terang pikir dan budi kearifan lokal Hindu Bali dalam menanggapi pandemi covid-19.
Berbagai tulisan ini sungguh memperlihatkan bahwa Pancasila sebagai spiritualitas bangsa Indonesia yang tercermin dari refleksi agama-agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia menjadi basis kuat dan visi mencerahkan bagi Indonesia di masa depan. Selamat membaca dan semoga tulisan ini menguatkan basis kebangsaan kita pada Pancasila sebagai falsafah, ideologi, dasar negara, dan spiritualitas bangsa.
Selamat membaca.
Redaksi
SALAM PANCASILA!!!
Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI) Nomor 24 Tahun 2016 yang menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila, disambut antusias dan menumbuhkan kegairahan untuk kembali memperbincangkan Pancasila di kalangan masyarakat. Namun demikian, kenyataan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini masih dipenuhi dengan beragam perilaku yang justru menunjukkan gejala semakin pudarnya nilai-nilai Pancasila. Bahkan, pengkhianatan terhadap nilai-nilai Pancasila semakin sering terlihat, dilakukan oleh segelintir atau sekelompok orang yang ironisnya memiliki atau menggenggam kekuasaan yang memiliki dampak besar pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kenyataan tersebut mendorong Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pembumian Pancasila (DPP GPP) menerbitkan Jurnal Pembumian Pancasila sebagai wadah untuk mereaktualisasikan pemahaman Pancasila sebagai kristalisasi dan sublimasi nilai-nilai luhur dari berbagai agama, kepercayaan, budaya, dan adat - istiadat yang tumbuh, hidup, dan berkembang di bumi Nusantara; mendorong dan mendukung kolaborasi-sinergis bagi semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan akselerasi menuju tercapainya masyarakat gotong-royong sebagai model permanen tata nilai menuju masyarakat bangsa yang berketuhanan dengan kebudayaan, berkemanusiaan, berkebangsaan, berkerakyatan, dan berkeadilan; serta membangun sikap progresif-revolusioner dalam membumikan Pancasila sebagai satu-satunya Ideologi yang lahir dan diperbolehkan tumbuh dan berkembang di Negara Kesatuan Republik Indonesia, bersemboyankan Bhinneka Tunggal Ika.
Semua itu didasarkan pada visi dari GPP, yaitu "Membangun masyarakat Sosialisme Indonesia tanpa penindasan dan penghisapan manusia atas manusia, tanpa penindasan dan penghisapan bangsa atas bangsa"; dan misi GPP : 1) Merawat dan membumikan Pancasila dalam mewujudkan masyarakat bangsa yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan (Trisakti), 2) Membangun karakter personal dan bangsa (nation and personal character building - NPCB) bernafaskan Pancasila sebagai upaya mencegah, menangkal, dan melawan radikalisme-fundamentalisme transnasional, kapitalisme, neoliberalisme/neokolonialisme–imperialisme (neolib/nekolim), terorisme, korupsi, mafia, penyalahgunaan kekuasaan, dan penyalahgunaan narkoba dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan 3) Mengembangkan pendidikan Pancasila secara progresif-revolusioner berakar dari ajaran dan pemikiran Sukarno serta kristalisasi dan sublimasi nilai-nilai luhur agama, kepercayaan, adat istiadat, dan budaya bangsa.
Hadirnya Jurnal Pembumian Pancasila diharapkan menjadi media sekaligus motor penggerak bagi tumbuhnya romantika, dinamika, dan dialektika mengenai Pancasila. Pada terbitan perdana ini Jurnal Pembumian Pancasila memuat tujuh tulisan dengan variasi topik yang semuanya terangkai dalam tema utama; “Revitalisasi dan Rekonstruksi Kelahiran Pancasila 1 Juni dalam Menjawab Kompleksitas Permasalahan Bangsa Indonesia.”
Tim editor mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya edisi perdana Jurnal Pembumian Pancasila. Selamat membaca dan semoga edisi perdana ini memberi sumbangan wawasan akademik bagi seluruh pembaca.
SALAM PANCASILA!!!
Panduan Penulisan |
Fokus dan Cakupan |
Peraturan Editorial |
Template Jurnal |
Surat Pernyataan Penulis |