RELEVANSI, REVITALISASI, DAN REAKTUALISASI MARHAENISME, MENJAWAB KOMPLEKSITAS PERMASALAHAN BANGSA
Kata Kunci:
enkulturasi, kearifan lokal , nilai-nilai pancasilaAbstrak
Judul tulisan ini menstimulir penulis untuk mengajak para pembaca merenungkan kembali sejarah kelahiran dan keberadaan Marhaenisme sebagai sebuah ideologi yang dilahirkan di bumi Nusantara dan memiliki makna penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Pemahaman mengenai Marhaenisme dalam tulisan ini dibagi ke dalam 2 (dua) bagian penting, yaitu: 1) Historisitas Marhaenisme sebagai akar historis ideologi Pancasila, dan 2) Marhaenisme ajaran Sukarno: relevansi, aktualisasi, dan revitalisasi dalam menjawab kompleksitas permasalahan bangsa. Historisitas Marhaenisme sebagai sebuah ajaran yang dilahirkan oleh Sukarno tidak terlepas dan bahkan tidak bisa dipisahkan dengan Marxisme. Marhaenisme sebagai karya agung Bung Karno memperlihatkan benang merah pengaruh Marxisme dalam alam pikirannya. Itulah sebabnya, buah pikiran Bung Karno dipandang sebagai karya bernilai ilmiah, didasarkan pada pemikiran Marx tentang Sosialisme Ilmiah dan didukung realitas objektif penindasan dan penindasan Kolonial Belanda yang dialami oleh bangsa Indonesia, sebagai fakta dan data empiris (... 'exploitation de l'homme par l'homme' dan 'exploitation de nation par nation'). Sebagai akar historis Pancasila, Marhaenisme hingga saat ini dipandang masih relevan, perlu diaktualisasikan dan direvitalisasi, terutama dalam menjawab kompleksitas permasalahan bangsa dan negara Indonesia dalam menghadapi neokolonialisme-imperialisme dan kapitalisme global yang menindas dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Jurnal Pembumian Pancasila

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.