LAHIR MENJADI MANUSIA PANCASILA UNTUK HIDUP YANG TERBAIK (SUATU KAJIAN FILOSOFIS/IDEOLOGIS, HISTORIS, DAN SOSIO-BUDAYA EMPIRIS)
DOI:
https://doi.org/10.63758/jpp.v5i1.62Kata Kunci:
Hidup terbaik, Pancasila, Spiritualitas bangsa yang memerdekakanAbstrak
Di era globalisasi dan modernisasi dewasa ini, masyarakat Indonesia seakan memiliki pilihan bebas untuk untuk menganut dan melakukan ideologi rasional empiris yang pragmatis. Dalam Cenk Blonk di Bali memodelkan masyarakat dewasa ini sudah menjalankan ‘Pancasala’ sebagai plesetan pengganti nilai-nilai Pancasila. Orientasi hidup manusia Indonesia kini cenderung hanya mencapai harta (uang), tahta (kuasa), dan kenikmatan semata. Adakah manusia Indonesia yang bisa lepas dari Pancasila? Bukankah perwujudan hakikat hidup manusia Indonesia sebagai makhluk berbhinneka tunggal Ika sesungguhnya adalah Pancasila? Maka Pancasila adalah spiritualitas bangsa Indonesia yang memerdekakan. Pancasila sebagai spiritulitas bangsa memberi spirit, jiwa, semangat, kepribadian, dan karakter manusia Indonesia dalam mengharmonisasikan dan mensinergikan apa yang transenden dan imanen dalam kehidupan manusia dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa dan dengan alam semesta serta mendemokratisasikan secara sinergis kekuatan personal dan sosial untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia hidup bersatu secara kokoh dan tangguh dalam rumah NKRI yang berbhineka tunggal ika atas dasar saling mencintai demi tercapai kehidupan masyarakat yang bahagia berkesejahteraan menurut dasar keadilan sosial. Karena itu, peringatan hari lahirnya Pancasila 1 Juni 2025 marilah kita jadikan momentum untuk lahir kembali menjadi manusia Pancasila.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pembumian Pancasila

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.